Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

ahwal dan maqamat

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Maqamat dan ahwal adalah dua hal yang senantiasa dialami oleh orang yang menjalani tasawuf sebelum sampai pada tujuan yang dikehendaki. Yang pertama berupa keadaan, sedangkan yang kedua berupa tahapan perjalanan. Keduanya dapat dibedakan namun sering pula disamakan, bahkan dipertukarkan. Keragaman pernyataan para sufi tentang maqamat dan ahwal dapat dimengerti. Mereka memperkatakan tentang keduanya menurut kata hati mereka, berdasarkan pengelaman yang bersifat individual. Pembicaraan tentang ahwal dan maqamat dalam tasawuf menjadi berkembang dengan bertambahnya jumlah para sufi dari waktu ke waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis hendak mengemukakan pembahasan mengenai ahwal dan maqamat guna memahaminya lebih mendalam. B.             Rumusan Masalah 1.     Bagaimana pengertian Maqamat? 2.     Bagaimana jumlah maqamat menurut para sufi? 3.     Bagaimana pengertian Ahwal? BAB II PEMBAHASAN 1.     

struktur hadist

Gambar
BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang      Hadits nabi merupakan sumber hukum islam kedua setelah alqur’an. Dari sisi periwayatannya, hadits memang berbeda dengan Alqur’an. Semua periwayatan ayat-ayat Alqur’an dipastikan berlangsung secara mutawatir, sedangkan hadits ada yang mutawatir dan ada yang tidak sampai mencapai derajat mutawatir.      Untuk mengetahui otentisasi dan orisinalitas hadits semacam ini diperlukan penelitian matan maupun sanad. Untuk itu, dalam pembahasan makalah ini kami akaan menyajikan bahan diskusi yang berjudul “ Strukrur dalam Hadis ”. Kami akan mencoba memaparkan apa saja unsur-unsur yang termasuk dalam struktur hadits nabi. B.   Rumusan Masalah 1.       Apa pengertian isnad, sanad, musnid dan musnad ? 2.       Bagaimana contoh aplikasi mata rantai sanad ? 3.       Apa pengertian matan ? 4.       Apa pengertian mukharrij ? 5.       Bagaimana periwayatan hadits ? C.   Tujuan Penyusunan 1.     Untuk mengetahui pengertian isnad, sanad,